Sabtu, 30 Juli 2011

I WISH I COULD BE BACK

Author : Nia

Casts :

Lee Taemin as Choi Taemin

Choi Minho as Choi Minho

Other casts.

Genre : Sad, Life, Romance.

Length : Oneshot.

_For my Beloved Mother… I give this story for you_

88888

Kepada Tuhan yang memberikan segala macam jenis kehidupan kepada setiap orang, tidak terkecuali diri ku, aku mohon…

Jika memang ini takdir ku, kuatkan lah orang-orang yang ada di sekitar ku.

Kabulkan lah doa ku…

Amin.

77777

“Lee Taemin… Mau makan buah??”

“Tidak Bu. Aku kenyang.”

“Tapi nanti kamu kan mau di operasi Nak…”

“……………….”

“Mau ya??”

“Anieyo”

“Kenapa?? Apa perasaan mu tidak enak…????”

“Tidak Bu. Aku tidak apa-apa… Aku mau tidur lagi ya?”

“Ya, anak ku. Maaf bila jam 1 nanti Ibu terpaksa membangunkan mu, Taemin…”

“Ya Bu…..”

Aku pun menutup mata ku. Terdengar Ibu berbisik pelan.

“Istirahat ya Nak….”

Hari ini, aku mulai di operasi lagi. Terhitung 6 kali sudah aku di operasi, dan ini yang ke tujuh. Saat-saat pertama kali aku di operasi, hampir-hampir aku kabur dari kamar rumah sakit. Aku terlalu takut jika nanti ketika di operasi, nyawa ku tidak selamat. Nyatanya, aku masih hidup sampai sekarang, dan mau di operasi berapa kali pun tidak jadi soal karena aku sudah tidak merasakan apapun. Aku malah merasa seperti sedang di teliti oleh para dokter yang tengah mengoperasi ku. Setiap keluhan sakit dan di periksa, semua di rumah sakit selalu menyarankan operasi, operasi, dan lagi-lagi harus di operasi.

Tidak heran karena penyakit ini juga sudah menggerogoti ku hingga stadium akhir. Yaitu, stadium 4 akut.

Namun anehnya, aku masih saja hidup. Dan merasa sehat.

“Nak… Bangun…”

Aku merasa tubuh ku di goyang-goyang kecil.

“Ngh?”

Ku lihat dengan mata ku yang masih sangat mengantuk, seseorang ber jas putih ditemani beberapa orang wanita dengan rok pendek dan topi di atas nya, menghampiri tempat tidur ku.

“Bagaimana keadaan mu hari ini? Apakah merasa enakkan?”

“It’s getting worst, Dok…”

“is it? Hmm, let me check you first…..”

“No. It’ll make no sense. Just take me to the surgery room… I want to end this up…”

“Hmm, good spirit. Oke, kalau begitu, kita sudah siap.”

Akhirnya mereka menggerek tempat tidur ku menuju ruang operasi.

Perasaan ku saat ini…

Aku tidak merasa kan apa-apa.

Apa aku sudah di bius?

66666

“Bagaimana operasi mu, Taemin?” Tanya seorang yeoja pada ku.

“Bagaimana apanya?”

“Hmm, apa ya… Mungkin… Rasanya??”

“Hah? Mana ku tahu.”

“Kalau begitu, apa kau merasa sudah baikan??”

“Belum kayaknya…”

“ Lho kok???”

“Kenapa?”

“Bukan kah operasi malah biar kamu sehat, Taemin???”

“Tidak juga”

“Lalu??”

“Lalu apa?”

“Yaaaa…. Kau merasakan apa setelah operasi kemarin???”

“Tidak merasakan apa-apa”

“Haissh… Serius sedikit dong, Min! Aku mengkhawatirkan mu tahu!”

“Untuk apa?”

“Aku mencintai mu!”

“Aku sudah tahu. Kau mengatakan itu berulang kali pada ku”

“Ya sudah! Seharusnya kalau aku tanya, jawab yang benar dong, ah!”

”Sudah.”

“Belum!”

“Pergilah, Sun Ree…”

“Mengapa malah mengusir ku…?!”

“Carilah pria lain yang bisa kau khawatirkan.”

“Ya itu kamu, Min!”

“Sana pergi.”

“Tidak mau!”

“Pergilah…”

“Tidak akan pernah, Taemin!!”

“SANA PERGI, DASAR BRENGSEK!”

“A…apa…?”

Yeoja itu, yeoja yang ku cintai, ia pergi sambil menangis setelah ku bentak.

Daripada ia sakit hati ketika ia nanti di tinggal mati oleh ku, lebih baik dari sekarang saja ku buat ia sakit hati pada ku.

Padahal aku begitu mencintai nya, dan ia pun selalu bilang bahwa ia mencintai ku lebih dari apapun. Cuma mau bagaimana lagi?

Dia lebih baik dengan pria lain yang sehat dan bisa menjaganya ketimbang dengan ku.

55555

Tidak kusadari, pintu kamar ku terbuka. Terlihat seorang namja jangkung bermata besar, masuk sambil membawa banyak bawaan kantung plastik mini market di tangannya.

“Kau ganti kamar ya, Taem??”

Aku tidak mengacuhkan pertanyaannya dan malah terfokus dengan bawaannya.

“Ahh… Kau membuat ku keliling rumah sakit saja… Hahhh…” Ucapnya sembari duduk dan menarik nafas.

“Itu apa?” Tanya ku sambil menunjuk barang bawaannya.

“Oh? Ini? Cemilan semua isi nya.”

“Mau dong…”

“Yee… Beli sana sendiri…”

“Oh, Ya sudah.”

“Ahahaha… tidak. Tentu saja semua ini untuk mu.”

“Terima kasih Minho. Kemarikan dong semuanya…”

“Tapi nanti aku di bagi ya, Dik…”

“Ya Kak…”

Ya. Dia kakak ku. Minho, kakak tertua ku— lain bapak— yang sekarang sudah tinggal di luar negeri karena kuliahnya.

Tiba-tiba, seseorang berteriak masuk dan membuat aku dan Minho kaget.

“HAAAAAIIIIII!!!!!!!!!!! Ibu manaaa….????” Pekiknya.

“SSSTT!!! Selalu ngagetin kalau datang! Pelan-pelan aja kek, tidak usah diteriakin juga, orang dengar tahu!” kata Minho geram.

“Ahahahahahahahahaha…… Mian yah, kakak ganteng! Aku ke sini, kangen sama Taemin! Hihi!”

“Ya ampun, kamu kan tiap hari jengukin dia, Bum!”

“Ya memang kenapa deh?? Tidak suka ha?? Tidak terima??? Hmm… Pulang saja deh sana ke Canada! Huh!”

“Baru juga pulang…”

“Ya sudah sana, tidak usah balik-balik lagi ke sini! Pergi sana!” Katanya sinis.

Aku dan Minho sama-sama bingung.

”Kenapa Kak Bum??”

“Gapapah! Seharusnya Minho tidak di sini lagi, ya kan Min??! Dia kan tidak sayang kamu! Dia kan yang membuat mu sedih… YA KAN…????!!!! Uhh…”

“Apa sih maksud kamu, Bum??” Tanya Minho gusar pada kakak perempuan ku yang bernama Bum itu.

“Masih tidak mengerti juga????? Ya Tuhan, kak Minho…..” Katanya dengan air mata yang tiba-tiba saja keluar dari matanya.

“Astaga… Ada apa dengan mu, Bum…???!”

Minho seketika, langsung memeluk Bum yang entah mengapa menangis begitu saja. Dan Bum pun menarik tangan Minho. Mereka berdua keluar dari kamar ku.

Setelah beberapa lama, mereka berdua kembali. Tidak heran melihat muka merah padam Bum dan Minho setelah dari luar kamar. Mereka sama-sama telah menangis hebat.

Minho menghampiri ku sembari mengelap sisa-sisa air matanya.

“Dik… Maafin kakak ya… Kakak jarang…hhh…jenguk kamu…..”

Dan kini sepertinya ia mulai ingin menangis lagi.

“Dik… Tadi kamu dengar sesuatu tidak dari luar pintu…??” Sergah Bum.

Aku menggeleng.

“Oh… Bagus kalau gitu…..”

Sebenarnya, aku dengar kok.

Kak Bum bilang pada kak Minho, bukannya semakin baik, justru kondisi ku semakin memburuk bahkan sudah sulit ditolong. Malah, dokter bilang pada Ibu, kalau hidup ku bisa ia perkirakan kapan aku bisa meninggalkan dunia ini.

Yah, sudah tidak asing lagi di dengar oleh telinga…

Penyakit kanker otak… stadium 4 pula…

Sama sekali belum ada obatnya.

44444

Jam 10 pm.

“4 hari kemungkinan. Itu terhitung mulai dari hari ini.”

Aku tidak bisa tidur. Dan juga pura-pura tidur. Makanya aku bisa mendengar lepas percakapan ibu dan dokter yang sedang memperkirakan kapan umur ku di tutup.

Tak lama, terdengar tirai tempat tidur ku di geser perlahan.

“Taeminnie, bangunlah…” sahut ibu. Tentu saja dia mengira ku sedang terlelap.

Ku buka mata ini agak pelan agar tidak ketahuan kalau aku hanya pura-pura saja.

“Apa kamu lapar, nak?”

Aku menggeleng.

“Oh… Begitu. Jadi, apa kamu kangen rumah??” tanya nya dengan mimik gembira yang di buat-buat.

Aku menangguk. “Tapi aku juga suka ada di sini kok, bu…” lanjut ku.

Sebenarnya, di rumah ataupun berada di sini sama saja. Tidak ada yang membekas sama sekali. Mungkin karena semuanya terlihat transparan bagi ku, aku jadi tidak peduli dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Karena aku tau semuanya.

Entah aku memang harus tau atau hanya kebetulan saja aku bisa tau.

“Jadi, kamu besok sudah di dalam selimut dan tempat tidur mu yang nyaman, Taeminnie. Apa kamu senang bisa pulang??”

“Ya. Itu bagus.”

“Hmm, oke! Sekarang kembali tidur. Besok pagi-pagi kita pergi ya. Selamat tidur, anak ku.”

Ibu mengecup kening ku. Dan aku rasa, itu adalah kecupan terakhir dari nya yang bisa ku rasakan.

33333

Minho memapah ku untuk bisa duduk di kursi roda yang sudah di siapkan. Selain dirinya, kak Bum dan Sun Ree juga datang membantu kepulangan ku ke rumah.

Di saat semua orang berlalu sedang mengangkat barang, aku hanya tinggal berdua saja dengan Sun Ree. Dan dia langsung mendekati ku.

Dan dengat cepat mendekap bahu ku.

“Akhirnya kamu pulang juga ke rumah! Mungkin ini pertanda bahwa kamu bakal baik-baik aja, Taem…”

Lalu ia melepaskan pelukannya. Dan ku lihat matanya berair dan ia tersenyum cerah. Mata ku saja sampai silau sangking cerahnya. Aku sungguh-sungguh. Buat ku, senyuman Sun Ree adalah kekuatan untuk ku. Meski akhirnya berujung dengan aku yang tidak akan mengacuhkannya. Itu tameng agar bisa membuatnya bosan dan pergi dari ku.

Sungguh aku bersumpah, aku rela mati asalkan Sun Ree bisa bahagia dengan orang lain.

“Taemin-ah! Sun Ree-ah! Ayo pulang, kajja!” Seru kak Bum dari depan pintu.

***

“Uhukk! Uhhukk!!”

Ibu datang menghampiri ku.

“Ya Tuhan, kenapa batuknya kencang sekali…?? Nak, apa ada yang terasa sakit??” tanya ibu panik.

Aku terus saja batuk. Tidak tau kenapa batuknya bisa sehebat ini. Padahal tenggorokkan ku tidak gatal. Dan sangking hebatnya batuk ini, aku pun muntah.

“ASTAGA! TAEMIN!” pekik kedua kakak ku, Minho dan Bum yang tiba-tiba saja sudah berada di dalam kamar ku.

Aku juga tidak kalah kagetnya dengan yang ku saksikan. Kubangan darah kotor di lantai bersama dengan gumpalan-gumpalan di dalamnya, menghiasi lantai kamar ku akibat batuk ku barusan.

Semuanya hanya menatap ku.

Aku melirik ibu ku perlahan dan tiba-tiba pandangan ku kabur.

22222

“Maaf, saya telah membuat keputusan yang salah…”

“Ya… Itu sudah terjadi.. Tidak apa-apa, dokter…”

“Seharusnya saya tidak mengizinkannya pulang…”

“Tidak, tidak apa-apa dokter…”

“Hhh, baik kalau begitu. Nanti saya kembali lagi, nyonya Taemin sekali lagi maaf sebesar-besarnya…”

Aku menatap jauh keluar jendela. Menerawang sesuatu yang tak ada.

“DORR!”

Ya Tuhan, aku hampir saja mati kaget!

“Kok bengong, Min? Pasti belum makan ya..? Ya kaaan??”

“………………………”

“Hmm, aku membawakan mu es krim!” katanya seraya memberikan sekotak makan es krim vanilla kesukaan ku. Tapi aku tidak bisa.

“Ini… Sebentar aku ambil sen—“

“Buang itu.”

“Ap-apa?”

“Aku tidak suka.”

“Bohong! Aku ambil sendok ya—“

“KAU TULI YA! CEPAT BUANG ITU!”

“Tap—“

Aku menatapnya nanar. Aku sudah tidak kuat lagi harus selalu begini dihadapannya. Namja macam apa aku ini?

Entah tangan ini tiba-tiba bergerak sendiri menggenggam tangannya dan menariknya.

Lalu aku menciumnya.

“Taem—“

“Tolong jangan buat aku menderita, Sun Ree-ah… Kau seharusnya mencintai namja lain ketimbang aku yang sudah mau mati—“

PLAKK!!

Apa? Barusan Sun Ree menamparku?

“DIAM SAJA KAU, LEE TAEMIN!”

Aku terbelalak. Tadi barusan dia membentak ku?

Aku masih diam 1000 bahasa. Menunggu lanjutan kata-kata yang akan diutarakannya.

“ I—I’m in love with you, Lee Taemin…”

Aku membuang nafas sambil memutar bola mata ku.

“No one else but you…” lanjutnya. Dan itu sudah cukup.

Ku tinggal saja dia tidur. Dia pikir dia bisa seenaknya saja bicara. Dia pikir dia itu siapa. Huh, memang dia pikir dia itu benar. Dia pikir dia itu hebat. Dia pikir dia telah mengenalku lama. Dia pikir aku lah sesuatu yang dia cari. Dia pikir aku akan hidup selamanya atau akan bersama dia, menjaga dia, berada selalu disampingnya…

Sial, akhirnya aku menangis juga kan.

Semua ini karena nya. Apa dia tidak bisa membuang jauh diri ini? Tidak bisakah lupakan saja semuanya dan mengejar sesuatu yang lebih mungkin daripada diri ini?

Hhh… Ya Tuhan… Ini benar-benar parah. Terlalu parah!

Kenapa… Tuhan memberikan yang seperti ini dalam hidup ku…?

Eh? Apa yang aku katakan tadi…? Harusnya aku tidak boleh berkata seperti itu.

Yah, maaf. Aku salah bicara. Lancang sekali aku berbicara seperti itu pada Tuhan. Ia yang menciptakan ku, jadi itu sesuka keinginan-Nya. Aku tidak bisa memilih atau pun menyesal. Enak saja. Aku kan hanya manusia biasa bukan nabi.

Tapi, rasanya sekali-kali, aku ingin membuat kejutan yang menyenangkan untuk semua orang terdekat ku.

Mungkin ini memang saatnya.

11111

“Ibu, lihat aku…”

Bola mata ibu langsung membesar melihatku.

“Ba-bagaimana bisa, Taemin??”

Aku tersenyum padanya.

“Kemo terapi membuat alat gerak tubuh ku lumpuh, tapi sekarang aku justru bisa berjalan bu… Lihat, aku juga bisa memeluk mu.. Tunggu”

Aku melangkah sedikit demi sedikit menuju tubuh ibu ku, menengadahkan tangan ku dan memeluknya.

Kini ku lihat ibu terharu.

“Ibu, ini belum apa-apa… Aku bahkan bisa menggerakkan— Dance maksud ku… Lihat..”

Aku mencoba menari sedikit. Tapi terjatuh.

“Sudah! Sudah! Itu cukup nak..”

Masih ada linangan air mata dari mata nya. Tetapi itu sudah cukup. Karena di selingi senyuman khasnya.

Aku bersyukur bisa membahagiakan ibu walau sesaat. Dan aku cukup berterima kasih bahwa otak ku juga nggak bodoh-bodoh banget.

Aku bersyukur pernah memenangkan lomba ‘mathematic science’ for elementary school, dan aku menang juara 1.

Juga di saat aku masih duduk di junior high school, aku pernah menang lomba ‘phisics saint’ yang di adakan se-ibukota dan aku menang juara ke-2.

Dan juga disaat aku menempati jenjang menengah atas, aku menang lomba Dance antar-negara Korea, China, dan Jepang untuk kategori ‘Dancer for Expert’ sampai akhirnya aku pingsan dan pada hari itu lah, aku di diagnosa sebagai penderita kelainan syaraf otak stadium 3. Dan sampai sekarang.

Ku lihat, Minho ikut tersenyum dan menepuk pundak ku.

“Hey… Kau itu adik kesayangan ku, tahu…”

“Tahu kok…”

Seiringan dengan itu, Kak Bum juga memberikan sesuatu pada ku sambil berkata,

“Aku juga bangga pada mu! Kanker otak stadium 4 tapi malah seperti orang sehat!..”

Ibu menyenggol lengan kak Bum tanda ia tidak sopan.

“Iya maaf…” lanjutnya. “Taeminnie, yang kamu pegang tuh bukan apa-apa. Tapi lumayan lah bisa bikin kamu jejingkrakan kalau lihat…” katanya sambil mengulas senyum.

Apa ya kira-kira?

Benar saja, ketika ku buka kertasnya, spotan aku langsung membentuk huruf ‘O’ super besar di mulut ku, dan berangsur berubah jadi senyuman lepas sangking senangnya.

Kak Bum memberikan ku, dvd limited edition dari Michael Jackson plus tanda tangannya!

WHAT A COOL?!

“Yaaah, agak rumit sih cari nya. Cari di eBay juga gak bakalan nemu. Ada untungnya juga temenan sama ‘bule’ yang kebetulan dia jual stuff like this…” katanya bangga. Dan aku pun bangga, karena dia sudah memberikan ku hadiah luar biasa dari kerja keras nya.

Aku benar-benar—sungguh terhibur hari ini! Mereka begitu baik. Tidak lain Minho yang merupakan saudara tiri ku, tetapi aku tidak luput kasih sayang dari nya. Daebak!

Cuma… Ada yang kurang.

Sun Ree datang tidak ya hari ini?

“Ibu, boleh aku pinjam telepon?”

***

Tuuuuuuttt… PIK!

Ya, tante..? Ada apa..?

Karena pakai handphone ibu, jadi dia tidak tau kalau aku yang menelpon.

“Sun-ah” ucapku.

Ta-taeminnie??

“Sun-ah, apa kamu datang hari ini?”

………………………………….

Lho kenapa sunyi?

“Sun-ah, masih marah ya?”

Masih belum ada jawaban.

“Jeongmal, mianhae. Sun-ah, aku harap kau datang hari ini. Pokoknya harus! Kalau tidak datang, pasti menyesal..” pinta ku sambil membujuknya.

Apa? Apa gunanya aku ada disitu?..

Tepat sekali. Pasti dia masih marah. Aku harus jawab apa?

“Apa ya? Sepi saja tidak ada diri mu…”

Lagi-lagi dia diam. Sepertinya berhasil. Haha, dasar wanita.

TIDAK! AKU TIDAK AKAN KESITU! TITIK!

PIPP! Tuut.. Tuut… Tuut…

He?

***

“Taemin-ah, apa tubuh mu terasa segar?”

“Biasa saja.” Jawabku singkat pada dokter.

“Apa kepala mu pusing?”

Aku menggeleng. Sementara sang dokter men-check list daftar pada papan di tangannya.

“Baik, sekarang kamu istirahat. Saya akan datang lagi jam 8.”

Aku mengangguk sambil melipat bibir ku. Aku sedang berpikir.

Apa Sun Ree benar-benar tidak datang?

“Nak…” sapa ibu ku. Aku mengangkat alis ku.

“Kenapa kau terlihat begitu pucat..??”

Pucat? Tapi aku merasa baik-baik saja.

“Tapi aku baik-baik saja bu.”

“Ah ya, maaf. Kau memang terlihat segar justru... Bicara apa aku ini? Hahahaha….”

Lagi-lagi senyuman palsu. Lama-lama aku bosan melihatnya.

“Ibu… Bisa hubungi Sun Ree, tidak?”

“Ya baik. Aneh, tumben dia tidak datang…. Anak itu, rajin sekali kan menjenguk mu? Apa kamu marahan sama dia?” tanyanya bertubi-tubi.

“Ani.”

Ibu hanya meng’oh’kan jawaban ku dan merogoh sakunya. Kemudian mengeluarkan dan langsung memainkan kipet handphone-nya.

“Yoboseo… Sun Ree-ah, tidak datang besuk?”

Kemudian ibu mencuri pandangannya pada ku dan melanjutkan, “Ah, nde, arasseo…”

“katanya apa bu??” tanya ku langsung.

“Dia bilang, dia tidak akan kemari. Ada… urusan penting katanya. Dia… bilang maaf pada mu” katanya sambil melirik pintu.

“Ibu lihat apa sih di pintu?”

“Tidak. Tadi ada beberapa dokter yang lewat…”

Aaaarrgghh, nonsense for me! Everything’s useless if she isn’t here.

Aku merebahkan tubuh ku dan sesekali mendecak. Aku gelisah.

Bagaimana tidak, Sun Ree tidak datang sedangkan aku benar-benar ingin bertemu dengannya. Dia tahu tidak sih kalau aku suka? Ugh.

CUP!

“TARAAAAA….!!!”

Aku menyentuh pipi ku. Dan melihat siapa yang melakukannya.

“Sun Ree…” bisik ku begitu terkejut. Dia malah tersenyum centil.

“Kok.. Bisa..?”

“Bisa dooong! Hehehe! Jadi, pas tante nelpon, sebenarnya aku sudah di sini. Dan aku bilang supaya tante tidak bilang-bilang dan mengalihkan pandangan mu… Dari situ aku masuk dan bersembunyi di bawah kolong tempat tidur mu, bagaimana??” jelasnya begitu cepat diiringi tawaan centil.

Aku hanya mengangkat alis ku. Sedangkan dia terlihat bingung.

“Apa kau tidak senang?”

“Ya, aku senang.”

“Begitu saja?”

“Kau hampir saja telat.”

“Telat apa? Huh, ini aku bawakan jeruk untuk mu. Ku kupas ya…”

“Terima kasih. Kau selalu membuat ku lebih baik.”

“Huh, jinjja? Biasanya kamu seperti patung jika di ajak bicara oleh ku.. Jika ku bawakan sesuatu, kamu pasti cuma makan se-iprit abis itu udah gak mau lagi…” sesalnya panjang lebar yang seketika membuat ku tertawa kecil.

“Taemin… Kau tertawa..?” tanya nya setengah tidak percaya.

“Ha? Ya tentu saja aku tertawa… Mimik mu itu gak ada cantik-cantiknya… Hahahaha..”

“Mwo ya?? Dasar…” katanya seraya melempar kulit jeruk ke muka ku.

“Haissh… Benar-benar bukan cewe yang manis…” ejek ku yang semakin membuatnya jengkel.

“Jadi itu gunanya aku di sini, hanya untuk bahan ejekan mu? Hiburan mu, begitu? Arasseo… Nee, makan nih jeruk!”

Ia menyumpalkan beberapa bar jeruk yang super asam ke mulut ku. Membuat ku menyemburkan bar-bar jeruk yang untungnya belum ku rasakan seluruhnya.

“YA! Kau juga sengaja mengupas yang paling asam ‘kan? Dasar jahil!” semprot ku.

“Siapa duluan yang suruh, ha? Siapa??”

“Aaah sudah sudah. Aku menyuruh mu kesini bukan untuk marahan lagi….”

“Terus, untuk apa?”

“Sini.. sini aku bisikin…”

“Eh? Mau bisikin apa?”

Aku mengibas-ngibaskan tangan agar ia mendekat.

“Untuk….”

CUP!

Terlihat pipi-nya menggembung merah muda sembari menyentuh bibirnya.

“Saranghaeyo.” Ucap ku segera.

“Ayo kita menikah… Sekarang!”

“M-mwoo???”

***

Aku mengusap pipi Sun Ree yang basah sehabis ku bisiki.

“Tidak usah nangis….”

Dia tetap menangis.

“Terharu? Atau sedih?”

“Bukan dua-duanya…”

“Terus?”

“This is the happiest moment I’ve ever felt!!!”

“Are you sure?”

“I’m awake, Taemin! Hahahahaha!”

“Sure. Good, we’re lover now. But please, once more, don’t hesitate to say goodbye for me…”

“There’s no goodbye, trust me?”

Aku menggeleng. “I trust God. The owner.”

“Hfft, aku tahu. Tapi aku yakin, kau—tidak—kita, akan bersatu selamanya…”

“Puh… Ahahahah… Bahasa mu itu, begitu puitis.. Aku sampai terhenyak… Hahahah”

“Apa sih? Aku kan serius!” umpatnya.

Aku mengelus puncak kepalanya.

“Its enough. I better go now, where’s mom?”

“Pergi kemana? Ibu mu sedang beli buah… Tapi lama juga ya…”

“Oh ya, tolong sms kak Bum dan Minho… Suruh kesini…”

“Baik.”

Setelah beberapa saat…

“Yak, sudah. Lalu apa lagi?”

“Ehm, pegang bel ini.”

“Bel kamar? Untuk apa? Apa mau ku panggil kan suster?”

“Sekarang jam berapa?”

Sun Ree menggulung lengan cardigans-nya.

“Jam 8.59”

“Oh gitu. Kalau begitu, hitung sampai pukul 9 pas ya. Lalu tekan bel di tangan mu itu…”

“Mengapa harus begitu?”

“Sudah, lakukan lah…”

“Apa ini akan jadi kejutan??”

“Lakukan lah…”

“Aah, baiiik! Eh! Sudah 30 menit berlalu… 29 28 27 26 25 24…..”

“8… 7… 6… 5… 4… 3… 2… 1… TENG! Aku sudah menghi— Taem?”

“Taem… kok tidur??”

“Taemin…”

“Taemin… bangunlah….”

“Taemiiin… Jangan bercanda aah… Taem!”

“Taemin!”

“Taemin!!”

“TAEMIN!!!”

“TAEMIN ANDWAE!! ANDWAEYO TAEMIN!!! TAEEMIIINN!!! Huhuhu… TAEMIN!!”

“TAEEEMM!!! UHUU UHUU!! TAEMIN….. uhuhuu.. uhuh… huaaaaanggg…. Huhuhuhu……”

TEEETT!

Minho : “Wae?? Wae?? Taemin! Taemin!! Ya Tuhan… Ugh…”

Bum : “ANDWAEEE!!! A-HANDWAAEEE…!!!! Huuuu… uhuuu….”

Sedangkan Ibu hanya bisa diam dalam tangisnya. Sedangkan semuanya menangis, tak kalah beberapa perawat dan dokter pun kelimpungan sambil terus mengguncang-guncangkan mayat itu.

Ya, akhirnya aku bisa pamit. Setidaknya aku sudah memberikan tanda-tanda kepada mereka bahwa hari ini lah… Hari ini aku resmi pergi dari mereka.

Tentu saja rasanya ingin kembali. Tidak rela jiwa ini hanya tinggal nyawa saja sekarang.

Untuk Minho :

Kakak yang baik. Masih ingat, di saat pertama kali bertemu, aku begitu membenci mu. Saat itu umur ku 5 tahun, dan kau 7 tahun. Begitu lah aku tidak suka kalau ibu menikah lagi. Aku memukul dan mencakar wajah mu hingga berdarah. Tetapi kau diam saja. Kau malah berkata, ‘Jadi lah anak yang baik. Aku akan menjaga mu, Taemin-ah’. Dan juga, aku tidak pernah menemukan kakak sehebat diri mu. Mendorong anak yang lebih besar untuk menolong ku yang tengah di-bully. Juga rela membual selama setahun bahwa aku berbohong pada Ibu kalau aku ikut kelas Dance, sampai akhirnya ibu tahu dan marah besar. Tetapi dengan penjelasan dari mu, hati ibu luluh dan akhirnya aku bisa melanjutkan impian ku itu.

Dan juga saat Ayah Choi meninggal karena kecelakaan, kau justru yang paling tegar dan aku lah yang paling tidak rela.

Untuk Bum-eonnie :

Aku bersyukur punya kakak secantik diri mu. Dan se-brilliant otak mu. Jempolan. Aku tak pernah berhenti mengingat setiap waktu yang ku habiskan dengan mu. Hilang saat di Paris, merampok uang rampokan tetangga, mengendarai mobil padahal tidak tahu caranya menyetir. Menangis bersama saat ayah kandung dan angkat kita, keduanya meninggal kecelakaan. Membuat ku tenang saat aku stress. Mengaku jadi pacar ku karena seorang yeoja gila yang terlalu obsesi pada ku—jauh sebelum mengenal Sun Ree :D

Kau adalah kakak terbaik yang pernah ada! Sering ku dengar ocehan teman-teman ku yang punya kakak perempuan, tetapi mereka menganggap itu sebagai neraka.

Sedangkan buat ku? Kau lah yang terbaik, kak.

Untuk ‘My Lovel, Eomma’ :

Terima kasih. Kau segalanya. Terima kasih. Terima kasih banyak. Dan maaf kan aku.

Semoga semua tropi dan piala yang kau pajang di ruang tamu, semua foto-foto kenangan yang kau pajang di setiap sudut rumah, dan semua hal, bisa membuat mu bangga pada anaknya.

Thanks a lotta lotta lotta thanks.

For a Rob of My Heart, Sun Ree-ah :

Sun Ree’s POV

Saranghaeyo.” Ucapnya segera.

Ayo kita menikah… Sekarang!

“M-mwoo???”

Bola mata ku membulat.

Sini ku bisiki lagi…

Aku mendekat sedikit.

Dengar ya…

“Aku, Lee Taemin, bersedia menjadi seseorang dari sekian miliaran orang yang ada, untuk menjadi yang pertama bagi mu. Tak pernah lelah menolak cinta mu, dan tak pernah lelah juga untuk menyampaikan cinta ku. Semua ada alasannya dan aku tahu kau tidak perlu lagi di beritahu.”

“Aku bersedia menjadi seseorang yang datang untuk mu setiap saat, tetapi tidak menjamin akan bersama mu walau hanya sedetik. Aku akan selalu berlutut meminta maaf atas ketidak-berdayaan ku untuk bisa bersama mu. Hidup dengan mu.”

“Tetapi aku bersumpah… Untuk Tuhan yang menciptakan ku, untuk seorang yeoja yang sama sekali belum ku sentuh, untuk anak-anak yang tidak akan pernah terlahirkan karena ku, dan untuk semua orang yang mengenal atau bahkan hanya melihat ku sesaat… Aku mencintai mu… Ingin bersama mu…”

“Terima ya. Maaf, rasa suka ku hanya bisa ku sampaikan lewat kata-kata, kekasaran, dan egoism yang tinggi. Tapi yaa, semua yang ku lakukan sudah mewakili…”

Ia pun tersenyum…

Dan aku menangis lagi… Aku ‘cengeng’, katanya…

Tidak usah nangis….

00000

There's a song that's inside of my soul.

It's the one that I've tried to write over and over again

I'm awake in the infinite cold.

But you sing to me over and over and over again.

So, I lay my head back down.

And I lift my hands and pray

To be only yours, I pray, to be only yours

I know now you're my only hope.

Sing to me the song of the stars.

Of your galaxy dancing and laughing and laughing again.

When it feels like my dreams are so far

Sing to me of the plans that you have for me over again.

So I lay my head back down.

And I lift my hands and pray

To be only yours, I pray, to be only yours

I know now, you're my only hope.

I give you my destiny.

I'm giving you all of me.

I want your symphony, singing in all that I am

At the top of my lungs, I'm giving it back.

So I lay my head back down.

And I lift my hands and pray

To be only yours, I pray, to be only yours

I pray, to be only yours

I know now you're my only hope.

Song By : Mandy Moore – Only Hope

-FIN-

Rabu, 27 Juli 2011

BOCAH-BOCAH GEJE PART 3

BOCAH-BOCAH GEJE [3]

Author : Nia ^^

Cast : -SHINee

-Henry Lau (non-SUJU)

Genre : ???

Length : SEQUEL (SD,SMP,SMA,KULIAH)

Note : Ini cuman cerita ngasal aje, jadi mian kalo ada samting yang gak ngenakin disini atau apa atau gimana, gitu lah! Hehehe~ Sorry Sorry Jack juga yah kalo ini ceritanya berlete-lete tak bermutu. Author pusing gara2 setengah ceritanya raib dan harus bikin cerita baru. Sial. *author curhat* Disini juga saya bikin jadi Galau, Labil, dll lah. Silahkan dinikmati. Maap jika ada yg merasa tersungging yaa, tak bermaksud kok :D

@SMA…

Wowowow! Rambut ku berterbangan kemana-mana. Sedang apakah akuuu? *don’t know, don’t care :D*

Yak, aku sedang di bonceng sama orang sarap. Choi Minho namanya.

Aku : MINHO-YAA!! TURUNKAN AKUUU……!

Minho : Nggak mau! Sudaaah, diam saja kamu…..

Aku : GIMANA MAU DIEM, HO…. KAMU NGEBUT KENCEEENGGG BANGEEETT…. AKU GAK MAU MATI SEKARAAAANG……!!!

Minho : Ah, berisik! Tadi katanya minta di anterin…

Aku : Yaaa, tapi gak ngebut kayak gini juga kali, Hooo~~~ ANDWAE!

Minho : Yeoja tuh berisik ya! Udah untung aku mau ngaterin….

Bukannya mendengarkan kata-kata ku, ia malah mempercepat laju motornya. Tas ku saja hampir lepas dari bahu ku sangking kencangnya. *lebay*

Minho : Kalau gak mau jatuh, pegangan yang erat!

Aku menuruti perintahnya. Aku mengeratkan tangan ku ke jaketnya. Aigo, rok ku ikut terbang.

Aku : TURUN DOOOONNGGG~……

Minho : Ooo, tidak bisa……

Aku : Andwae, Minhooo…. Ini rok ku kemana-mana, babo!

Minho : Tidak apa-apa, pemandangan gratis… Hahahahaha…..

BLETTAAKK!

Aku memukul helm-nya.

Aku : Enak wae, turun nggak?! Ini bukan di Amerika, Ho…

Minho : Dan ini Korea. Bukan Indonesia. Hahahahaha… *apabae lah minho -_-*

Aku : Minho-yaaa, jebaaalll….

Minho : …………………………..

Seketika, aku sampai di depan rumah ku. Ku melihat ada tenda biru. Di hiasi pita warna ungu dan abu-abu. *Bo’ong deng /plakk!*

Minho menertawakan ku setelah aku turun dari atas motor. Ia menertawakan rambut ku. Rambut ku kini terlihat seperti gaya rambut orang kesetrum pas nyolok setrika-an. Sehabis tertawa, dia pamit ijin pulang.

Aku : Ya sudah sana pulang. Tapi aku ogah lagi ah di anterin sama kamu, Ho!

Minho : Ye, bukannya terima kasih…. Terserah.

Aku : Sama Taemin deh yaa, bilangin…

Minho : Dih, bilang aja sendiri! Kamu kan pacarnya…

Aku : Ada lagi. Udah tau kita udah putus.

Minho : Ya udah sana bilang sendiri! Enak saja aku yang bilang. Yang butuh siapa. *kok songong sih lo, Ho? /duarr!*

Aku : Iya ah, ribet! Tapi…aku gengsi, Ho… *plakbyurr*

Minho : Nah kan… Sekarang siapa yang ribet?! Sudaaah, aku mau pulang… Sana2 kamu masuk… Daaahh…

Ia mengusir ku agar masuk ke dalam rumah. Aku melambaikan tangan kesal dan memberinya F*ck Sign ketika ia sudah jauh. *wew, so sweet(?)*

***

Keesokkan harinya, di Kelas…..

Tuiiiingg…. PLAKK!

Seutas kapur terbang melayang ke arah Key yang tengah tertidur pulas.

Kyosunim : KEY-AH! BANGUN!!!

Key : *ngelap iler* Waeyo?

Kyosunim : *melotot* MWO?! WAEYO??!

Key : Ne. Waeyo, Kyosu?

Kyosunim : Aigooo~ *garuk2 dada* KELUARRR!!! SEKALI LAGI KAMU TIDUR DI KELAS, KEY… SAYA D.O KAMU!!!

Key beranjak dari bangku dengan tampang superrr malas. Ia maju ke depan sambil menguap lebar. Sebelum keluar kelas…..

Key : Anytime, sir. It’s up to you. Whatever you wanted to do, I don’t care.

Ia pun keluar kelas.

Kyosunim : ~!@#$%^&*?

Kyosunim memperlihatkan muka yang berapi-api. Ini gawat, sangat gawat! Tiba-tiba saja beliau menarik punggung baju Key dengan kasar dan ia menunjuk Key dengan tatapan sangat marah.

Kyosunim : KIM KI BUM! PULANG KAMU! BESOK, DATANG KE KANTOR SIANG2…

Key : Aku diliburin nih? Asik.

Katanya datar. Kyosunim terlihat semakin menjadi-jadi tetapi ia tahan. Setelahnya, ia terlihat mereda.

Kyosunim : Pulang lah. Dan jemput surat D.O mu besok siang.

Aku melotot dan kaget setengah mati. Langsung saja ku colek bahu Henry yang ada di depan ku dengan tampang sangat ketakutan.

Aku : Gimana ini, Hen?... Ya ampuuun…. Key bodoh!

Kata ku hampir mau nangis karena khawatir. Henry juga kelihatan bingung.

Aku : Taemin-ah! Gimana nih…??

Taemin : Omo, Aku juga gak tau. Coba sms Minho sama Onew deh!

Aku segera men-texting Minho dan Onew yang bertempat di kelas IPA. Sesudahnya, aku mengangguk pada Taemin, yang sekarang juga bermuka ketakutan setengah mati. Kami semua takut jika Key harus di DROP OUT.

Anak bodoh. Dasar Key anak bodoh!

-

Semua itu dimulai sejak Ibu-nya meninggal dunia. Ia menjadi sangat frustasi. Awalnya, dia cuma ugal-ugalan biasa. Tapi lama kelamaan, dia berubah jadi anak brengsek. Memang levelnya belum sampai mengkonsumsi narkoba atau apa itu lah. Jangan sampai.

Dengan segala yang ia punya, ia terjerumus karena preman-preman yang ada di sekitar rumahnya. Ia diajari berjudi, minum(susu), dan berbohong. Gaya nya pun berubah. Ia memangkas sebelah rambutnya yang sekarang jadi terlihat setengah cepak dan diberi warna putih. Ia juga mencat coklat-emas untuk warna sisa rambutnya. Kalau Key yang dulu adalah Key yang paling genit dari kami, tapi sekarang telah berubah menjadi Key yang dingin. Aku pernah hampir diperkosanya *mau dooong /plakk!*, tapi tidak jadi. Kami saling tau karena kami teman dekat. Sama seperti yang lain.

-

Key mengambil ransel yang di gantung di samping meja nya. Dengan santai, ia beranjak keluar kelas sambil terus mengunyah permen karet yang belum ia buang dari mulutnya sejak tadi.

Setelah Key pergi, suasana kelas kembali seperti biasa. Tetapi aku, Taemin, dan Henry sama sekali tidak bisa biasa-biasa saja. Dan lagi-lagi, sesuatu terjadi.

Terdengar pintu di buka keras. Seseorang masuk ke dalam kelas. Itu Jong Hyun yang berada di kelas IPS, bersebelahan dengan kami.

Jjong : Kyosu, saya juga mohon di D.O.

Kami semua membelalakan mata.

Jjong : Key pergi, saya juga angkat kaki dari sini.

Ia melihat kearah kami bertiga. Aku mengangguk pelan dan berdiri.

Aku : Saya juga, Kyosu…

Tak lama, Taemin ikut berdiri.

Taemin : Saya juga.

Nah lho, kenapa Henry nggak diri-diri juga?

Henry terlihat keberatan. Ia memang akan punya masalah jika ikut membela Key. Ia takut pada Ibu-nya. *kesian kamu, heeen…*

Aku : Ya sudah. Tak apa lah, Hen…

Aku dan Taemin pun mengambil ransel masing-masing. Kami ikut hengkang dari kelas. *jia ilah, bahasanya*

Belum keluar dari kelas sepenuhnya, langkah kami tertahan oleh kata-kata Kyosunim.

Kyosunim : Yah, dasar berandal. Pulang lah. Itu tidak akan mengubah apapun. Saya DROP OUT kalian berempat!

Minho : Siapa bilang berempat? Bertujuh kok…

Seketika, Minho dan Onew datang. Minho menatap Kyosunim dengan tatapan flames-nya sambil memasukkan tangannya ke saku celana.

Sudah salah, pede lagi. Aku menyenggolnya segera.

Aku : *berbisik* Ho, kita cuma berenam!

Minho : *kaget,berbisik* Mwo?? Siapa yang gak ikut??

Aku : Tuh… *nunjuk Henry*

Minho : Ya ilah…

Jjong : Bagaimana, Kyosu? Dua jagoan olimpiade sains sekolah ini menyatakan ingin DROP OUT. Sekarang anda yang menentukan. *esesee, jjong mantep loch!*

Minho : Ya. Saya dan Onew akan di D.O jika teman kami, Key, di D.O juga.

Kyosunim kelihatan bingung setengah modar. Tubuhnya mengeluarkan peluh, kepalanya cenat-cenut, ia pun sudah tidak bisa berpikiran jernih lagi. Ia takut maskot sekolahan, Minho dan Onew, pergi begitu saja dari sekolah butut ini. Oh iya, betewe, nama sekolahnya “SMA GEMBIRA” lhooo… *duarr! Nama sekolah macam apa itu? -_-*

Jjong : Kelamaan! Pikirin deh, Kyos… Kami pulang. Permisi.

Henry : Hey! Tunggu aku! Aku juga ikut! *jaaah,ngikut juga lu hen*

Sebelum pergi, Henry melirik Kyosunim.

Henry : Kyosu, saya ini ketua osis lho. Kalau saya di D.O, pasti jadinya bakalan repot! Hahaha! Makanya, hati-hati kalau mengambil langkah. 1 hilang, ya semuanya hilang lah! Hahaha! *pepatah apa itu, heeen..??* *henry : pepatah china… /plakk!*

Kyosunim pun langsung terlihat galau saat itu juga.

***

Di Taman…..

Minho : Woy… Seenaknya saja kamu, Key….

DUAK!

Minho menonjok pipi Key. Key tidak membalas. Ia pasrah berada di genggaman Minho.

Minho : Jangan bandel…

DUAKK!!

1 pukulan lagi mendarat di pipi Key. Key masih tetap diam menunduk.

Minho : Kembali kan Key yang asli pada kami….

DUAKK!!!

Sekali lagi, Minho mendepak perut Key. Key terbatuk.

Minho : Kamu harus minta maaf sama sekolah, Key… Jangan jadi pecundang ah…

Minho menyudahi serangannya. Lelaki memang seram ya kalau sedang ada masalah. Masalahnya, aku berada di antara lelaki-lelaki yang sedang dalam masalah ini. Aku mendadak jadi kebelet pipis sangking ngeri nya. Tapi ku tahan saja lah. *curhat*

Sementara Key diam saja sambil duduk di tanah. Angin malam menerpa wajah kami lembut. Dan taman ini sepi sekali ya ternyata pada malam hari.

Aku menghampiri Key untuk membantunya. Bantu apa kek. Ngelapin keringet kek, apa kek. Aku mengeluarkan botol minum dari dalam tas ku. Ku berikan padanya agar ia minum sedikit, tapi ia menepisnya dan membuat botol minum itu terlempar kasar ke tanah.

Aku : Yaaah….. Terserah deh, Key.

Kata ku pasrah. Onew yang dari tadi diam saja, akhirnya turun tangan. Ia menghampiri Key dan mengangkat paksa wajah Key yang sedari tadi tertunduk.

Onew : YA! Kamu senang hidup seperti ini?! Kamu bahagia, enak sendiri bersama preman2 kampung itu, haa??! AIGO, KEY!! BERHENTILAH JADI ANAK KECIL!!!

Aku mengangguk sambil menatap Key lekat-lekat. Key membuang tatapannya.

Key : Ini bukan urusan kalian. Sana pergi.

Kini Jong Hyun terlihat habis kesabarannya.

Jjong : MWOYA??! BUKAN URUSAN KAMI, HA…??! Hemph…. Key Key…

Key : Wae?

Jjong : Hahaha! Anak brengsek itu susah ya dibikin sadarnya! Kamu gak akan bisa ngapa-ngapain Key tanpa kami semua disini… Di dekat mu! *duileeeh…*

Key : Huh, ige mwoya? YA! BERHENTI MENCAMPURI URUSAN HIDUP KU! URUSI SAJA SANA HIDUP KALIAN SENDIRI!! ARASSEO???!!!!

Aku : Key…

Key : AH! ANDWAE! Kalian semua seperti sedang main drama saja… Pulang lah. Aku muak dengan kalian!

Aku : KEY-AH! Apa aku bisa jadi Ibu mu?

Key : He?

Aku : Apa aku bisa jadi Ibu-mu? Menggantikan Ibu-mu? Mengurusi mu seperti yang Ibu-mu lakukan…??!

Key : Apa…

Ugh, rasanya aku sudah tidak kuat lagi!

Aku : KEY! DASAR BAYI!!! LEPASKAN IBU-MU! IA SUDAH MATI!!! ITU BUKAN URUSAN KAMI, KAMI TAU!! TAPI KAMI TIDAK TAHAN MELIHAT MU SEPERTI INI TERUUUS…!!! IBU-MU PASTI SANGAT SEDIH DISANA!!! AYAH MU SUDAH BRENGSEK, KAKAK MU TAK PERNAH PULANG LAGI KE RUMAH….., APA KAMU MAU NGIKUTIN MEREKA...HAA..???! Ya Tuhan, Keey…….

Aku menarik nafas dalam-dalam, tapi rasanya sesak sekali karena aku mulai menangis. Aku jadi pusing. Semoga saja di Indonesia anak-anaknya tidak se’labil’ Key gini lah! *eittt, belum tau diaaa~*

Ku lihat Key kembali menunduk. Ah, sudahlah. Terserah dia saja. Tapi, aku masih ingin memberikan Shock-Terapy padanya.

Aku : Kan masih ada kami, Key… Kami nggak bakalan ninggalin kamu… Janji deh. Malah kami sedih kalau kamu yang ninggalin kami, Key… Inget, kita udah dari TK lho. Sayang Key kalau harus di rusak gitu aja…..

Semua menatap Key bersamaan. Meyakinkan kata-kata ku barusan pada Key.

***

Di Sekolah…..

Key : Mianhamnida, principal. *author gatau bhs korea.a kepsek XDD*

Kata Key sambil membungkuk dalam-dalam di depan kepsek.

Kepsek : Kenapa kamu itu bandit sekali, Kim Ki Bum? Apa kamu salah pergaulan?

Tanya kepsek tenang. Key mengangguk.

Key : Ya, saya minta maaf jika kebanditan saya sudah membuat onar.

Kepsek : Apa kamu benar-benar menyesal, Key?

Key : Ya, saya menyesal dan saya berjanji tidak akan macam2 lagi di sekolah.

Kepsek : Di luar sekolah?

Key : Tidak akan.

Kepsek : Bagus. Saya maafkan perbuatan mu, Key. Ini juga berkat teman2 mu. Bertemanlah yang benar, Key.

Key : Ya, principal. Gamsahamnida, mianhamnida. Permisi.

Kata Key sambil membungkuk dan keluar ruangan kepsek. Kami semua menunggunya di luar sambil menguping. *nah kan..*

Key keluar dari kantor dan spontan kami langsung bersorak soray ala suasana nonton AFF di GBK(?). Aku pun melebarkan tangan ku.

Aku : Key, peluk aku! Hahaha!

Key : ? Ah, molla…

Minho : Peluk aku juga Keeey…. Wahahahah!

Onew : Hahahahaha….. Dasar bocah…..

Jjong + Henry + Taemin : *ngakak* (?!)

Key : Hey, aku bukan bocah…

Onew : Yaaah, kita semua bocah lah… Hahaha!

Akhirnya masalah terselesaikan dan berakhir dengan bahagia dan tangisan haru menggema. *lebey*

Dan kami bisa melanjutkan aksi kami. Ciaaaaattt……!!!!! *aksi opo toh?*

***

Di rumah ku…..

Jjong : Ni, bosen nih…..

Henry dan Onew mengangguk.

Minho : Jam berapa sih?

Key : Jam 8(malam). Kenapa?

Minho : Nia, keluarga mu pulang jam berapa?

Aku mengangkat bahu ku.

Taemin : Terus kalau kita pulang, kamu sendirian dong?

Aku : Yoi. Kalau kalian mau pulang, ya pulang saja sana.

Henry : Ngusir nih?

Jjong : *ketiduran*

PIP!

ONE MESSAGE FROM UMMA :

Nia, mama papa sama Mike nginep di Incheon. Kamu Nggak pa-pa kan sendirian?

Re :

Yo. Bawa oleh-oleh yaa! Aku masih ditemenin kok sama preman2…

-Sent-

PIP!

HEH! Suruh pulang deh! Kamu tuh ih, cewek2 kok temenan sama lelaki sih? Ini udah malem, nanti mereka ngapa-ngapain kamu gimana? Suruh pada pulang! Cepet!

Re :

Lagian mama ninggalin aku. Bodo ah.

-Sent-

PIP!

Bandel kamu ya! Mama bilangin papa baru tau rasa kamu! Pokoknya suruh pada pulang cepetan! Awas ya!

Re :

Iye iye ah

-Sent-

Onew : Ngapain nih? Aku kok jadi ngantuk ya?

Minho : Eh, kita berdagang…eh, bergadang aja. Lumayan. Besok minggu ini.

Henry : *manggut2 doang, matanya udah tinggal 5 watt dan sipitnya kayak ga punya mata(?)*

Taemin : Nggak ada film, gitu? Kita nonton aja…

Aku : Film apaan?

Minho : Blueee…film. Kkkkk~

Aku : Hush! Aku adanya horror kalau yang baru2.

Minho + Taemin : Boleh tuh!

Key : Eh, mending cerita2 setan…

Minho + Taemin : Boleh tuh!

Onew : Ikutan dong… Hen, kamu tidur aja deh. Kesian tuh mata udah kalap gitu…

Henry : *manggut2 dan langsung naik ke kasur. Langsung pelor di sebelah Jong Hyun*

Tinggalah kami berlima.

Aku : Cerita apa dah?

Key : Aku nggak punya cerita mistis…

Aku : Yaaah, yang ngajakin malah miskin cerita… -_-“

Minho : Aku ada. Tapi sampai sekarang, aku nggak tau itu hantu apa bukan.

Onew : Coba ceritain.

Minho mulai bercerita.

Minho : Ceritanya… Kalian tau kan gang sepi yang deket rumahnya Henry? Itu kan gak ada apa-apanya kalau kita jalan kedalem, panjang tapi buntu… ya kan?

Kami semua manggut-manggut sambil terus mendengarkan.

Minho : Nah, aku waktu itu liat ada orang jalan ke situ… Tapi pas aku perhatiin, tau gak kenapa?

Aku : Nggak.

Onew + Key + Taemin : *geleng2*

Minho : Masa tuh orang, tiba2 jalannya terseok-seok gitu… Aku perhatiin pinggangnya, kok berdarah2 kayak kepotong gitu….. Pas aku liat kaki nya, lama2 nggak napak. Eh, dia ilang deh…..

Krikk… krikk…krikkk… *sunyi karena pada ketakutan*

Key : Emang kamu ngapain jalan sampai situ?

Minho : Waktu itu mau ke rumah Henry, tapi aku males bawa motor. Pas pulang, aku langsung lewat jalan belakang yang banyak preman sama jablay2nya aja deh daripada lewatin itu gang lagi…

Taemin : Gila ya. Tapi itu si Henry tau nggak?

Minho : Nggak tau deh. Tapi jangan bilang2 sama dia, kesian ntar ketakutan kalau ternyata dia belum ngeliat…

Key : Terus, kalau Onew pernah liat hantu kapan? Dimana?

Onew : Pas di bak sampah deket taman yang kemarin.

Aku : Ah masa?! Waduuuuh…..

Taemin : Kenapa?

Aku : Aku kan buang sampah ke situ sendirian kemarin! Pantesan aku merinding…. Gelap banget lagi…

Key : Emang gimana setannya?

Minho : Ish, sekalian cerita lengkapnya aja lah…

Onew : Ceritanya pas SMP, habis pulang dari les piano… Aku lewat bak sampah karena ada jalan tikusnya biar bisa cepet sampai rumah…

Taemin : Terus-terus?

Onew : Pas aku mau masuk ke jalan tikus itu, aku ngeliat orang pake baju putih kumuh… Tapi dia cuma kayak bayangan gitu… Gak terlalu jelas keliatannya…

Aku : ………………………………………….

Onew : Kayaknya dia nyadar kalau aku perhatiin. Pas dia balik liatin aku….. Ya ampun… Mukanya itu lho…

Minho : Kenapa mukanya?

Onew : Pucat pasi… Mulutnya kebuka lebar, yaaah, hampir mirip2 mulut ‘Scream’lah… Terus matanya item semua…. Terus jalannya geliat2 gitu… Ikh… Yang nakutin, dia mau nyamperin aku sambil bersuara ngerang2 marah gitu… Ngeri….. Aku langsung lari pas itu. Makanya, pada heran kan pas kelas dua, aku cuma absen sekali? Ya itu, gara2 itu…..

Krikk…. Krikk…. Krikkk…. *again, diem ketakutan*

Key : Kamu mau cerita apa, Min?

Tanya nya ke Taemin.

Taemin : Kalau aku kejadiannya di lift.

Aku : Kenapa? Lift-nya mati gara2 hantu??

Taemin : Sok tau. Bukan, Nia…..

Minho : Terus?

Taemin : Aku denger suara cewek teriak gitu di speaker lift-nya… Itu pas aku mau pulang habis jaga toko di swalayan…..

Key : Gitu doang?

Taemin : Doang…? Nakutin tau! Masalahnya aku sendirian di lift, udah jam setengah 12 pula… Pas keluar, aku langsung ngibrit… Suaranya tuh melengking teriak kesakitan gitu… Serem abis…

Key manggut-manggut. Tiba-tiba, Minho nguap.

Minho : HOAHHM… Ngantuk nih…

Taemin : Eh Nia, ceritain hantu2 di negara kamu dong. Serem nggak?

Aku : …………………………………….

Key : Kok diem?

Minho : Ya! Aku numpang tidur ya, Nia.

Onew : Ikutan, Ho…

Minho dan Onew akhirnya nimbrung dengan sejoli-sejolinya di atas kasur. Tak pakai lama-lama, mereka langsung ternyenyak seketika. Dan sekarang tinggal aku, Key, Taemin.

Taemin : Lanjutin dong…

Key : *ngeliatin*

Aku : *diem*

Key : Oy, cerita dong!

Aku : Aniyo

Taemin : Wae??

Aku : Serem ah.

Key : Ya kalau gitu cerita lah…

Aku : Bener nih mau diceritain?

Taemin dan Key mengangguk

Key : Sudah cepaaat! Lama!

Aku : Aku nggak usah cerita, tapi…

Taemin : Tapi apa…?

Aku : Kita main yuk.

Key : Main apaan?

Aku : Pas nih, kita kan ganjil. Ikut aku ke dapur yuk…

Taemin & Key : Ngapain???

Mumpung empat anak yang lain lagi tewas di kasur, kami main bertiga. Aku pun mengambil sesuatu dari atas lemari ku.

Key : Ngapain bawa2 boneka?

Aku : Ini? Boneka nya nanti kita hidupkan. Bakalan ada arwah yang masuk ke boneka ini.

Taemin : Hah? Kok aneh? Gimana caranya?

Aku : Udaaah, ke dapur aja dulu!

Sesampainya di dapur, aku langsung menyiapkan lilin, kertas, pensil dan kecap.

(Berikut ini, hanya karangan saja. Author nggak terlalu ngerti sama mainan asli ‘Jelangkung’)

Taemin : Buat apaan nih…? Mau masak? *plakk*

Aku : Ini alat2nya.

Key : Tunggu, tujuan kita main ini mau ngapain???

Aku : Jadi, ini salah satu ritual kramat di Indonesia buat manggil setan. Setan/arwah nya nanti di masukin kedalam boneka. Manggilnya pakai mantra. Kalau buat anak2 sekarang sih, main ini cuma iseng2 aja. Gunanya buat nanya2 apa kek yang mau kita tanyain dan yang mau kita tau.

Taemin : Terus, bonekanya nanti beneran hidup nih??

Aku mengangguk.

Key : Oh, hampir sama seperti main…. Ah, aku lupa main apa ya itu… Mainan dari jepang pokoknya. Cuma ini bedanya pakai boneka saja. Benar tidak?

Aku kembali mengangguk. Aku meleberkan kecap dan membentuk sebuah lingkaran dilantai. Ku gambar bintang, lambang negara Israel lah pokoknya. Ku taruh kertas dan pencil di tengah2nya, beserta sang boneka.

Aku : Semuanya, pegang bonekanya. Ini mantra nya.

Kataku sambil memberikan secarik kertas.

Taemin : Ugh, kami juga harus ngomong ini??? Susah sekali….. *mantra nya mantra bhs Indo :D*

Key : Je…lang…keng…

Aku : Aduuuh, bukan Jelangkeng, tapi Jelangkung, Key!

Taemin : Je…langkung… Je…langset… Di…si…ni… Ngg…

Aku : Jangan putus2!

Key : Jelangkung… Jelangset! Di si…ni ada pes…taa… Pes…tanya… Me…ri…ah…

Taemin : Datang tak… di..jem…putt… Pu…lang tak… di…antarr…

Aku : Jelangkung… Jelangset! Disini ada pesta! Pestanya meriah! Datang lah! Datang tak di jempuuut, pulang tak diantaaar… Jelangkuuung… Jelangseeet…

Taemin : Tidak bisa kah pakai bahasa Koreaa??

Aku : Gak tau. Belum nyoba. Tapi jangan deh~

Kami terus nyebut-nyebut dan komat-kamit sampai tak terasa, boneka sudah berat.

Aku : Stop!

Taemin & Key : ………………………..?

Aku : Lepasin…

Kami semua melepaskan pegangan kami pada boneka itu. Boneka itu bergerak-gerak sendiri. Btw, aku pakai boneka orang lho biar lebih gampang. Tapi lebih bahaya juga sih.

Aku : Kamu siapa?

Tanya ku pada si boneka. Ia mulai menulis.

Taemin : Kim So Hee… Wanita?

Aku : Kenapa kamu mati? *plakk! to the point*

Boneka : ‘Aku kena bom-nya Korut’

Taemin : Hey, gantian dong…

Aku : Tunggu, Min. Kamu nggak marah kan kita panggil2 ke sini?

Boneka : ‘Tidak. Saya tidak ada kerjaan’

Aku : Kamu suka menakut nakuti orang tidak?

Boneka : ‘Tidak’

Aku : Oooh… Min, kamu tuh nanya. Terserah mau nanya apa.

Taemin : Apa kamu tau banyak hal?

Boneka : ‘Ya’

Taemin : Contohnya?

Boneka : ’Kamu tampan’

Taemin : Oh ya? Makasih… *senyam senyum geje* Hey, apa Nia masih mencintai ku?

Aku : Apa sih Min..

Boneka : ‘Sangat’

Aku : Bohong!

Taemin : Ooooh, ya sudah. Terima kasih ya, So Hee.

Key : Hey, aku ingin lihat diri mu.

Boneka : ‘Mwo? Hahaha, aku cuma gadis biasa’

Key : Jika kamu masih hidup, sekarang sudah umur berapa?

Boneka : ‘103 tahun’

Key : Oh? Apa kamu sudah punya suami?

Boneka : ‘Aku meninggal waktu aku sedang belajar di sekolah. Aku masih SMA kelas 2’

Key : Wah, dibawah kita dong? Hey… Dimana kuburan mu?

Boneka : ‘Jasad ku tidak terdeteksi. Hancur’

Key : Apa kamu merasa sedih?

Boneka : ‘Ya’

Key : Maaf. Tapi kamu bisa berteman dengan kami.

Aku : Key! Sudah ah! Kelewatan kamu nanya nya…..

Key tidak menghiraukan ku. Ia terus saja bertanya.

Key : Apa aku bisa melihat mu?

Boneka : ‘Kamu mau melihat ku? Serius?’

Aku : Key! Sudah ah!

Boneka : ‘Bisa ku tunjukkan, tapi ada syaratnya’

Taemin : Key… Wah parah… Aku tidak ikut2an…

Key : Apa?

Aku : Sudah! Terima kasih, So Hee…

Aku langsung mengucapkan mantra agar sang arwah keluar dari boneka dan pulang.

Sesudah arwah itu pergi, aku menghela nafas.

Aku : Parah kamu, Key! Nanti kalau dia menyukai mu bagaimana….?? Haaaah….

Key : Aku hanya ingin tau seperti apa dia..

Tiba-tiba…

TOK! TOK! TOK!

Taemin : Biar aku yang buka. Mungkin Ibu mu.

Taemin pergi membuka pintu.

Taemin : Selamat da…tang… Ya, Tuhan…

BRUKK!!!

Aku : TAEMIN!!!

Aku menghampiri Taemin yang tiba-tiba saja jatuh pingsan. Aku melihat siapa yang ada di depan pintu.

Aku : Ya… am…pun…

Aku lemas. Sekujur tubuh ku lemas. Aku mencoba memanggil Key.

Aku : Keeey….. Key… Sini… Ya Tuhan…..

Seketika aku menutup mata ku sambil terus memanggil Key.

Key : Ada apa? Lho?! TAEMIN??!!

Katanya sambil menghampiri kami.

Aku : Itu… lihat ke pintu…

Key : Hah? Apa?

Key melihat ke depan pintu.

Key : Ya… i… si… i…

Key terbata-bata melihat orang di depan pintu.

Key : So…Hee… bukan? Ugh… Pu…lang lah…

Aku : Keeey….. Sudah pergi beluum???!

Key : So Hee… Kamu… ugh… kamu… Te..rima kasih sudah datang… tapi… Pu…lang lah… hoekk….

Ucap Key hampir muntah karena melihat So Hee yang…. Sudah tidak berbentuk sempurna lagi seperti manusia.

Akhirnya So Hee menghilang dari depan pintu. Key langsung menutup pintu dengan kasar.

Key : Ya Tuhaaan… Seram sekali!

Aku : Kamu sih Key! Gara2 kamu, dia datang kan! Ah sial! Ini Taemin masih pingsan bagaimana…??

Rasanya lemas sekali. Semua gara-gara Key, jadi si So Hee-So Hee itu betulan datang memperlihatkan siapa dia.

Taemin pun kami bopong ke kamar Ibu dan Ayah ku.

Aku : Pokoknya, kamu tanggung jawab ya Key! Kamu sama aku musti bergadang jagain Taemin! Kamu sih… Huh…

Key : Mian deeh…..

Kami tidak tidur semalaman menjaga Taemin yang nggak bangun-bangun. Aku juga menjelaskan kejadian-kejadian berbahaya, efek dari main jelangkung pada Key. Dia marah pada ku.

Key : Kamu gak jelasin dulu sih dari awal kalau bahaya gitu!! Cih…

Aku cuma bisa manyun-manyun doang.

***

Pagi-pagi…

Minho : Mwo?! Taemin pingsan?? Kenapa???

Aku & Key : ……………………………

Onew : Waeyo?

Aku & Key : ……………………………

Henry : Hey, kenapa sih…???

Aku & Key : ……………………………

Jjong : ??????????????????

Aku & Key : ……………………………

*PLAKK!! Ga berani ngomong -_-*

***

Di meja kantin sekolah…..

Taemin : Aku mau, kamu jadi yeoja ku!

Si yeoja : Mwoya…..?!

Yeoja itu tersipu malu dan memerah mukanya. Ya. Si Taemin sedang menembak*dorr!* seorang yeoja yang mukanya merah seperti terbakar itu.

Si Yeoja : Ne, Taemin-ah.

Katanya sambil senyam senyum centil, najis, menjijikan layak kuda nyengir. *bilang ae cemburu :P*

***

Di Kelas…..

Aku : ANDWAE YO! HUHUHU!!! *nangis cabe*

Onew : Wae?

Aku : *ngelap ingus* NGGAK!

Minho : Terus kok, nangis sih?

Jjong : Itu tuh… Gara2 Taemin nem...

Aku membekap mulut Jong Hyun.

Aku : *berbisik* Berisik kamu, Jong!

Jjong : phephang phe phapha? (memang kenapa?)

Semuanya spontan ngeliatin.

Minho : Kenapa kamu, Ni?

Tiba-tiba Taemin datang mengagetkan, dan….. membawa yeoja itu.

Taemin : Hey! Hai-Hai! Hehehe!

Key + Henry : ????????????????

Minho : Kenapa kamu, Min? Siapa tuh dibelakang mu? *hantuuuu…. /plakk!*

Taemin : Yeoja-ku. Hehe. Kenalan dong…

Minho : Oh?! Haai… Kamu dari kelas 2.IPA.1 kan? Yang jago tata boga itu?

Taemin : Iya. Hehe.

Minho : Oooh… Kok kamu mau sih sama dia? *bagus ho! XDD*

Taemin : Ya! Pasti mau lah Ho… Nanya nya suka2 deh…

Minho : Apaan sih Min, aku nanya dia kok bukan kamu. Maksudnya, kenapa gak sama aku aja? Gitu. *PLAKK!*

Taemin : Ada lagi. Eh, si Nia mana?

Minho : *ngangkat bahu*

Jjong : Tadi tiba2 lari. Gatau kemana.

Henry : Lari…??

Taemin : Onew mana?

Jjong : Ikut lari juga tadi.

Henry : Kok pada main lari2an sih…?? *plakk!*

Key : Wah, bakalan seru nih.

Ucap Key dengan senyuman Lucifer nya.

Minho : Hayo loh Miiin… Nang ning-ning nang ning nuuung… Nang ning nuuung… *apabae Minho -_-*

Jjong : Aku nggak ikut ikutaaan…..

Sergah Key sambil ngangkat ketek.

Key : Eh yeoja! Taemin tuh nembak kamu cuma buat umpan doang. Mending kamu putusin dia sekarang deh… *ooo, jahatnya Key /plakk!*

Henry : Otomatis!

Yeoja : Mwoya??! Kudaeyo???!!

Si yeoja mulai mewek. Taemin kelabakan.

Taemin : Ah… Bukan2! Masa…gitu sih…

Jawab Taemin ragu-ragu.

Yeoja : Huh! Bohong! Uhuhuhuhu!

Taemin : ………………………………………

Yeoja : Ya sudah, kita PUTUS! *lah, baru jadian udah putus? Kesiaaan~ /jahat*

Taemin : Maaf ya…..

Si yeoja beneran sedih dan nangis meraung-raung. Hatinya begitu sakit! Sesakit ditusuk sama tusukan sate.

Minho : Udah Min… Dia buat aku aja…

Taemin : Ambil deh! Aku mau ngejar Nia dulu!

Jjong : Eiitt.. esesee, Minhoo… Sama aku lah dia… Hehehe…

Minho : Dih, ada lagi. Tuh Shin ‘SeKyuteng’ mau dikemanain Jong? Aku bilangin loh…..

Jjong : EHIYAA, JANGAAANN…! *ancaman minho ampuh! XDD*

Taemin berlari menelusuri koridor hingga sampai di luar lapangan yang rindang. Dan dia melihat Onew dan diri ku ‘hampir’ ehem. *apasih thor? -_-*

Taemin : Tunggu! *wesss*

Onew dan aku kelabakan gara-gara Taemin dateng. Taemin langsung menarik ku dari hadapan Onew yang udah mau nge-cup.

Aku : Ganggu aja.

Taemin : Apa?? Ooh, aku ganggu ya? Ya udah deh.

Aku : RIBET KAMU MIN! KENAPA GANGGU2 AKU SAMA ONEW?! URUSIN AJA SIH YEOJA BARU KAMU ITU!!! *ngos ngosan*

Taemin : Hah? Yeoja yang mana?

Aku : Yeoja yang mata nya dua! Hidung satu! Alis di atas mata! Lobang upil dua!..... HUH! YANG BARUSAN JADI PACAR KAMU, MIN! Pake sok babo gitu… huh!

Taemin : Ooooh… Udah putus tuh.

Aku : Hah?!

Taemin ngangguk.

Onew : Yaaah, gagal lagi deh….. *pergi*

Aku : Onew! Nanti dulu!

Onew : Kenapa?

Aku : Anuu…..

Onew : ?

Aku : Mianhae.

Onew : Ne. Gwenchana yo. Itu tuh, si Taemin nungguin…..

Aku : Kamu gak marah?

Onew : Marah? Maksud kamu?

Aku : Ah, aniyeo. Jinja gwenchana yo??

Onew : Aku bakal nungguin kamu kok… sampai kapanpun. *oooohhh….. author mimisan*

Aku : Mian.

Taemin : Ya! Apa yang kamu lakuin sama dia??

Aku : Apa aja boleee.

Taemin : Serius!

Aku : Heh, kamu tuh yang serius ya Min! Yeoja tadi tuh siapa ha??

Taemin : Siapa aja boleee.

Aku : Haissh, serius!

Taemin : Jawab aku dulu!

Aku : Eeeh, jawab aku dulu!

Taemin : Aku!

Aku : Aku!

Selama 5 menit, kami saling beradu bacot.

Taemin : Andwae! Kamu nggak boleh sama Onew! *wow!*

Aku : Kamu juga nggak boleh sama Yeoja lain! *waw!*

Taemin : Kamu punya ku! *author pengsan, ga kuat*

Aku : Kamu juga punya ku, Min! *XDD*

Taemin : Jadi gimana?

Aku : Tauk.

Seketika, tak terduga, ketiga makhluk lainnya berdatangan bawa petasan, arak-arakan, dangdutan, orkes, dll. *bokis*

Jjong : Cieeee yang jadian lagi! Uhuy!

Henry : EHEM! Laper!

Key : Ya makan lah, Hen…

Henry : Issh… minta traktir maksudnya, Key!

Taemin : Ya ilah, jadian aja belum!

Jjong : Lah? Dari tadi ngapain??

Taemin : Ada deeeh.

Jjong : Yah, kasih tau dong!

Taemin : Oo, tidak bisa.

Aku : Eh, Minho sama Onew mana??

Henry : Haha! Minho ngambil Yeoja bekasan Taemin tadi, Ni! Hahaha!

Aku : Hah? Masa?? Dasar… Hahaha… Kalau Onew?

Henry dan Jong Hyun mengangkat bahu sedangkan Key diam saja.

Taemin : Ah, sudah sudah! Masuk kelas yuk!

Jjong + Henry : Nee~

Kami pun hendak pergi dari pekarangan lapangan, tapi Key menahan ku.

Key : Pada duluan deh. Aku mau ngomong bentar.

Taemin : Oh? Ya udah.

Aku : Kenapa Key?

Key menghela nafas.

Key : Onew nangis tuh. Dia nonjokin kaca kamar mandi sampai pecah.

Aku : A..apa??

Key : Dia sayang banget sama kamu kayaknya. *UWOOOHHH!!! DIES *

Aku : Yah, ya udah lah. Aku juga bingung Key. Aku gak tau harus gimana… *sinetron mode on*

Key : Dia nangis… Kelihatannya sakit banget, Ni… (author ngebayangin Onyu pas nangis di MV Quasimodo, huhu).

Aku hanya bisa mengelap wajah ku sambil menghembuskan nafas putus asa Bingung. Semuanya bikin bingung. Terserah deh. Yang penting, bukan sekarang waktu yang tepat. Kapan ya bakal hadir waktu yang tepat?

Author : Kapan ajaaa… BOOLEEEEEE~~~ wkwkwkwkwk!!!!!! *ditimpukin para Cast gara2 ikut nimbrung* XDDD

T.B.C