Aku terdiam padahal sebenarnya shock. Taemin hanya menarik kepalaku saja, lalu memakaikan sesuatu.
Saya: ini apa sih?
Kataku sambil memegang benda yang dipakaikannya dirambutku. Ia membuatku kaget akan perkataannya.
Taemin: selamat ulang tahun, nia-noona… kau pasti ingin ada yang mengucapkan selamat hari lahir padamu kan? Karena ini di Korea.
Ia tersenyum. Aku hanya bertanya-tanya dalam hati. Mengapa hari ini begitu banyak kejutan yang menyebalkan, dan sebuah kejutan yang membuatku merasa terharu? Aneh-aneh.
Saya: terima kasih. Sekarang kau kupersilahkan masuk. Ini ada alasannya. Aku mau berterima kasih karena kau sudah mengantarku pulang dan memberiku kejutan dan…aku kasihan kalau memang kaki mu benar-benar sakit… ayo…
Ia me-yes-kan perkataan ku dan ikut masuk bersama ku.
Saya: silahkan duduk. Mau minum apa?
Taemin: kau punya apa?
Saya: wine, vodka, mixmax, wisky…
Taemin: air putih saja… hahaha, kau berbahaya (katanya berbisik)
Aku tersenyum lucu.
Saya: tidak, aku hanya bercanda… mau minum cola, jus jeruk atau apa?
Taemin: ck..ck… dasar kau… air putih dingin saja terima kasih… hmm, kenapa kau tidak tersenyum seperti tadi saja setiap hari? Aku yakin kau akan laku… kau manis… hehe…
Saya: jangan menghina.
Sembari aku mengambil air, taemin melihat-lihat sekeliling apartemen ku.
Saya: tidak ada yang hebat disini…
Taemin: oh, terima kasih airnya….
Aku duduk bersamanya di sofa. Kemudian aku menyalakan TV dan membiarkannya berkeliling melihat apartemen ku. Lalu ia duduk kembali. Kami saling menutup mulut. Saling diam. Tetapi tiba-tiba ada yang memegang pipi kanan ku.
Taemin: sakit tidak pukulan bekas jung hyo?
Saya: kau membuatku ingin menamparmu… mengagetkan sekali… huh
Aku memegang pipi ku yang masih sakit.
Saya: iya. Sakit sekali.
Taemin: kau mau aku kompres?
Saya: eh..eh… tidak usah… hei…
Taemin berlari menuju dapur. Aku mengejarnya.
Taemin: dimana bumbu-bumbu dapur mu?
Saya: untuk apa? Tidak usahlah… kau ini kerajinan ya?
Taemin berhasil menemukan semua bumbu-bumbu di dapurku. Kemudian ia merebus sepotong kunyit dan bawang.
Taemin: kau duduk saja disini. Tunggu aku selesai merebus ini…
Sepertinya rebusannya sudah mendidih. Taemin memasukkan rebusan tersebut ke mangkuk dan mengambil sebuah lap.
Taemin: ayo sini-kan pipi mu untuk di oles…
Saya: heh, kau sudah gila ya? Itu lap kompor tau… enak saja mau dipakaikan ke muka ku…
Taemin: eh? Maaf-maaf… ku kira yang ini bisa… lalu mana yang betul lap-nya?
Saya: diatas situ…
Taemin: ooh…
Taemin mengambil kursi dan menaikinya. Setelah mendapatkan lap, ia turun dengan pose hampir jatuh.
Saya: jeruk makan jeruk. Kalo sakit jangan sok nolongin yang sakit. Sini kaki mu... ku harap sikil mu tidak bau…
Aku mengurut kakinya. Tiba-tiba tangan taemin mengolesi pipi-ku dengan lap dan ramuan nya. Dengan begini kami saling mengobati. ‘Lutu naaaa….’ Hahaha….
Sesi saling obat-mengobati selesai. Perut ku lapar.
Saya: hei, mau makan tidak?
Taemin: mau! Kau tau aku lapar…
Saya: ya, muka mu yang menunjukkan itu…
Aku memasakkan sesuatu dan kami pun makan bersama.
Taemin: hah? Apa ini?
Saya: rendang, cah kangkung, sambel terasi dan…jengkol. Ayo makan…
Taemin: ini…
Saya: kenapa? Tidak suka?
Taemin: ma..makanan Indonesia ya?
Saya: ya. Ini sehat! Lebih sehat dari kimchi…silahkan…
Taemin: ugh, baik… a…aku makan…
Saya: bagus.
Ia memakan semuanya. Tetapi terlihat mau muntah ketika hendak memakan jengkol.
Taemin: hei, aku suka semua masakan mu tapi…. Rasa masakan mu yang ini…rasanya buruk sekali…
Katanya sambil menunjuk jengkol. Huahahahaha, memang ini hanya akal-akalan ku saja untuk melihatmu menderita dengan memakan jengkol.
Taemin: kau tidak makan jeng… jeng apa? Yah ini lah….
Saya: aku alergi jengkol.
Taemin: lalu, kenapa kau memasaknya?
Saya: sayang, ini makanan paling enak di Indonesia… tetapi aku tidak bisa makan…
Aku berpura-pura agak sedih. Dan pernyataan taemin yang satu ini membuat ku ingin tertawa meledak.
Taemin: oh, begitukah? Baiklah, untuk mewakilkanmu, aku akan menghabiskan semuanya… setuju?
Aku menutup mulut ku dan hampir saja tertawa. Aku kembali berakting.
Saya: iya… aku setuju… tolong ya taemin… aku sangat suka sekali jengkol… huhuhu
Yah, dengan polos ia melahap semua jengkol yang kusediakan. Huahahahaha.
Setelah selesai makan, kami berbincang sedikit.
Taemin: Terima kasih Tuhan atas makanan yang kau sajikan untuk ku.
Saya: seharusnya kau berterima kasih padaku.
Taemin: ya. Terima kasih nia-noona.
Saya: hei, apa yang kau berikan ini? Boleh aku copot untuk ku lihat?
Taemin: tidak. Tunggu sampai aku pulang baru kau boleh melihatnya.
Saya: apa katamu sajalah. Oh ya, tadi kenapa kau dikejar-kejar anak SMA? Kau punya masalah dengan mereka?
Taemin: tidak. Mereka itu…
Saya: siapa?
Taemin: kau belum tau siapa aku ya?
Saya: siapa kau?
Taemin: bagus.
Saya: ih, aneh.
Taemin: jadi… kau itu anak baru yang selama ini menjadi musuh jung hyo ya? Kau ini orang Indonesia dan… kenapa kau berani memukulnya? Kau ini benar-benar berbahaya…
Saya: kalau aku berbahaya, pasti dia sudah ku lahap hidup-hidup….
Taemin: kau ini…. Kenapa kau bisa seberani itu? Aku saja tidak peduli… haaaah, kau ini benar-benar kampungan ni….
Hebat. Orang ini punya nyali mengatai ku seperti itu.
Saya: kau tidak tahu siapa aku.
Taemin: tetapi aku berusaha mengetahui mu.
Saya: oke. Apa motif mu?
Taemin: cinta.
Aku menyemburkan air yang tengah ku teguk.
Saya: a…apa?
To be continued…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar