Taemin: ayolaah, anggap ini tanda perkenalan…
Saya: ibu ku berpesan jangan dekat-dekat orang asing…
Taemin: hei, aku teman satu sekolah dengan mu…
Saya: menakutkan kalau kau sama seperti jung hyo.
Taemin: hei..ayolah nia-noona…ini sudah malam. Kau tidak takut?
Saya: BERISIK AMAT SIH! Memang kau pulang dengan apa? Pulang sana sendiri!
Taemin: dengan mobil… mau?
Ia tersenyum sambil menggerakan kepala kearah sebuah mobil sedan hitam.
Taemin: mau ya?
Saya: jalan duluan…
Taemin: hahaha, oke.
Tiba-tiba ia merangkul pundak ku dan kami bersama-sama jalan ke mobil. Setelah kami masuk, orang yang kelihatan seperti supir eksklusif menyambut kami.
Supir: selamat malam…
Taemin: malam pak hyu jin…hei nia, rumah mu dimana?
Saya: turunkan saya diujung jalan ini.
Taemin: hei yang jelas kenapa?
Saya: sudah terlalu jelas.
Taemin: haah, jalan pak…
Dalam perjalanan, kami tidak berbicara walaupun taemin terlihat ingin sekali membuka topik pembicaraan. Aku terlalu lelah untuk berbicara lagi. Tapi aku merasa tak enak karena sudah diantar jadi aku berusaha memecahkan keheningan. Tetapi pak supir telah lebih dulu berkata.
Supir: sudah sampai.
Taemin & saya: oh! (bersamaan)
Saya: terima kasih pak selamat malam…terima kasih…ng…taemin… selamat malam.
Aku membuka pintu mobil dan beranjak keluar. Taemin ikutan keluar. Ia berlari kearah ku.
Taemin: hei, buru-buru sekali… dimana tempat tinggal mu?
Saya: ini sudah malam, permisi.
Taemin: hei! Perkenalkan aku lee taemin! Sampai ketemu di sekolah besok ya! Hati-hati! Dadah! Hei!
Aaaah, bodo deh. Aku terlanjur berlari menuju apartemen ku yang berada di belokan jalan ini karena aku sudah sangat letih.
Puaaaahh, nikmatnya sehabis mandi lalu menyantap bakpau raksasa ku sambil berbaring di kasur dan nonton TV. Kali ini acara yang ditanyangkan ialah ‘CELEBRITY FANATIC ON CELEBRITY’. Aku tidak begitu mengerti acara ini tetapi aku tonton saja. Bintang tamu yang akan dihadirkan belum dimunculkan juga. Aku mulai mengantuk. Mata ini rasanya ditimpa berbagai macam jenis rumus fisika seperti yang aku pelajari hari ini. Akhirnya aku tertidur pulas dan membiarkan TV terus menyala.
Penyiar TV: YAAA, INILAH BINTANG TAMU YANG KITA TUNGGU-TUNGGU…TAEMIN! Halo taemin…
Taemin: hai hai pemirsa…
Penyiar TV: kedatanganmu agak telat ya, mengapa? Apakah ada masalah?
Taemin: ah, tidak.. hanya saja tadi aku bertemu orang afrika dan kami berbincang2 sedikit… hehehe…
Penyiar TV: oooh, begitu… oke kami maklumi, hahaha… jadi, bagaimana karirmu dengan shinee? bla…bla…bla…..
Pagi hari telah menyambutku. TV ternyata masih menyala dan menampilkan triliunan semut karena stasiun TV masih beristirahat. Ku matikan TV dan aku beranjak mandi dan pergi kesekolah. Ah, asik. Besok sudah libur. Hari sabtu dan minggu memang hanya hari yang kudambakan.
Huf, sampai-lah disekolah. Aku mengulangi metode rileks setiap paginya yaitu… Tarik nafas yang panjaaaang….(haaaaaaa),hem
Jung hyo: DASAR CEWE BIADAP!
Aku menoleh pada jung hyo dan balik meninju. Kemudian ku tendang perutnya hingga dia muntah darah. Semua teman ku mundur tidak berani melerai. Serasa ada yang merebus ku. Belum pernah satu makhluk pun menonjok ku. Suara lirih dari jung hyo menggema dalam kelas. Entah siapa yang tersadar, mereka kemudian membawa jung hyo keluar kelas sambil terseret-seret.
Saya: makasih Korea! O, sun hee, boleh pinjam catatan fisika mu tidak?
Sun hee terlihat shock.
Saya: lupakan.
Akhirnya aku pergi begitu saja padahal bel masuk baru berbunyi. Tak disangka, aku berpapasan dengan taemin tetapi aku tidak menghiraukannya.
Taemin: nia! Mau kemana?... hei…hei…tunggu bentar…
Saya: apa?
Taemin: mau kemana? Pelajaran mau dimulai kau malah keluar sekolah.
Saya: bukan urusan mu. Maaf, permisi.
Taemin: heh, mau bolos ya kau? Umm, boleh ikut?
Aku terlanjur bingung dan marah. Seketika aku meledak.
Saya: JANGAN GANGGU BISA YA??
Taemin: ni! Astaga! Kenapa sih kok marah gini?
Aku lari saja. Haduh, sebagai cewe kalau marah ya emosi. Biasanya dituangkan dalam tangisan. Oke, tiba-tiba mata kerasa hangat terus basah deh pipi-nya. Gapapa kan? Gapapa-lah.
Ditaman terdekat, aku meringkuk saja di bangku taman. Nangis sambil pegang-pegang pipi. Semakin lama mata ini semakin bengkak dan membuatku ngantuk. Tetapi aku dikagetkan oleh selembar tisu yang jatuh dari kepala ku. Dari selembar menjadi berlembar-lembar. Aku sentak beranjak dari bangku dan melihat sesorang tersenyum sambil menebarkan tisu. Astaga!
To be continued…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar