Senin, 21 Juni 2010

nyahahahah, TAEMIN FANFIC PART 12

Mengapa anak belum cukup umur seperti mu harus menikah, taemin? Dan mengapa semuanya terjadi benar-benar dramatis? Gila ya. Ini gila. Aku mulai menyukai mu dan mulai ingin di dekatmu tetapi malah kena yang sebaliknya? Aku sungguh tidak mengerti hidup ini.
Aku memutuskan untuk mengubur rasa yang sekarang membuat ku benar-benar muak.
Di sekolah…
Teman2: hei, aku dengar taemin akan menikah? Kasihan sekali dia… sudah artis, tidak punya teman, sekarang dipaksa menikah pula…ckck, begitu ya kehidupan orang-orang terkenal?
Teman2: aku dengar keluarga dari luna memohon pada taemin untuk menjaga anak mereka… huh, taemin kan milik kami, kenapa orang tua itu? mentang-mentang taemin teman luna dari kecil…
Ketika teman-teman sibuk membicarakan hal itu, aku mulai tersadarkan. Pertemuan ku dengan taemin merupakan hal yang biasa-biasa saja. Aku nya saja terlalu percaya diri. Aku di Korea ini yaa…hanya sebatas numpang sekolah, cari ilmu, mengenal orang dan mencari pengalaman. Itu saja. Aku juga bodoh ya, mengbuang-buang waktu dengannya sampai akhirnya aku hanya mendapatkan sesuatu yang bodoh dan tidak berguna, cinta maksud ku. Entah apa jadinya aku seusai sekolah dari Korea kalau begini jadinya. Baiklah, aku berjanji pada diri ku sekarang untuk tidak main-main lagi. Ya, tidak main-main lagi dan melupakan kegagalan hidup yang ada. Dari mulai tidak punya orang yang bisa dipercaya sampai tidak punya sama sekali seseorang yang bisa berbagi rasa bersama. Yak, aku sambut perubahanku dengan tangisan. Aku menangis sekencang-kencangnya di atap sekolah.
Terdengar langkah seseorang…
Taemin: sedang apa kau? Tidak baik nangis disini…kalau kau terbesit pikiran untuk bunuh diri, kau pasti akan langsung terjun dari sini…menangis saja dikamar mandi…
Saya: siapa yang mau bunuh diri?
Taemin: ini sapu tangan ku.
Saya: terima kasih.
Aku melihat sapu tangannya. Di sapu tangan tersebut bertanda ‘L & L’. aku sentak menahan isakan ku.
Saya: ng, ini…tidak jadi. Ini sapu tangan mu dengan luna, ya kan? Masa aku kotori dengan ingus ku…ng, permisi ya taemin, sampai ju…eh, selamat ti….
Taemin: tunjukan permainan piano mu dulu baru boleh berkata seperti itu pada ku.
Aku mengangguk. Ia memegang tanganku dan kami berdua berjalan menuju ruang musik.
Saat tiba, aku duduk di kursi piano dengan masih memegang tangan taemin.
Taemin: hei, bagaimana memainkan piano kalau tangan mu memegang ku seperti ini?
Aku menggeleng. Maksud ku, aku tidak ingin melepaskannya.
Taemin: nia, aku sudah berjanji dalam hati ku kalau….
Aku mendongak ke wajahnya.
Taemin: setelah kau lepaskan pegangan tanganku ini, aku akan kembali memegang tangan mu untuk selama nya di lain kesempatan… sekarang, lepaskan tangan mu…
Air mataku menetes. Aku menangis sejadi-jadinya.
Saya: kau ini menyedihkan ya taemin??! Teman2 bilang kalau kau itu kasihan sekali sebagai orang yang terkenal…kau itu sangaaaaaaat menyedihkan, kau tau itu??? padahal aku mulai senang dengan ini…tetapi kau malah pergi…..kasihaaaaaaan….huh
uhu….huaaaaaaaa…..aaaaahh….
Taemin mengusap air mataku dengan jas sekolahnya. Dia tersenyum. Apa maksudnya dia senang?
Taemin: ayo, mainkan piano-nya… sebutkan pada ku apa judulnya?
Dengan terisak-isak aku menjawab,
Saya: river flows in you…
Aku mulai memainkannya. Ya Tuhan, kenapa aku jadi cengeng begini? Aku baru merasakan sakit hati. Dan ternyata sakit sekali.
Tuts piano yang ku tekan terasa basah dan licin. Permainanku makin kacau.
Taemin: hei, kenapa nada-nya salah? Seharusnya begini…
Ketika taemin membungkuk untuk memberitahu, tubuh ku bergerak sendiri dan memeluknya.
Saya: aku me….
Taemin: jangan katakan itu ku mohon!
Katanya kasar.
Taemin: lepaskan pelukan mu….
Aku justru mengeratkan pelukan ku. Tetapi taemin mencoba melepaskannya. Akhirnya terlepas juga.
Taemin: sekarang ucapkan kalimat perpisahan…
Saya: mengapa harus aku? Kau saja yang mengucapkannya…
Taemin: kalau aku ucapkan itu, artinya aku telah memutuskan untuk benar-benar meninggalkanmu… aku tidak mau…
Saya: kalau begitu aku juga…. Ng, sampai jumpa lagi, taemin-sshi… jagalah luna….
Taemin mengangguk mantap. Ia meninggalkan ku sambil berlari.

Bel pulang di bunyikan. Tiba-tiba teman taemin datang.
Kang su: nia! Nia!
Saya: huh?
Kang su: entah kenapa aku melihat taemin menendang2 meja dan mengacak2 kursi…mukanya merah sekali…. Sepertinya marah besar.aku saja tidak berani memanggilnya. Kau tau tidak dia kenapa?
Saya: ga tau. Mau nikah kali…
Kang su: tetapi setau ku seseorang kalau ingin menikah pasti senangnya minta ampun… tetapi mengapa taemin marahnya minta ampun? Aneh… lagipula luna-noona kan baik, cantik pula….huehehehe….aku sih mau…
Saya: …..
Kang su: hei, bukannya taemin menyukai mu?
Aku pergi meninggalkannya. Haaah, aku sudah tidak ada urusan lagi.
To be continued…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar