Aku mencium pipi taemin. Sungguh bagus. Sangaaaaaaaaat bagus. Benar-benar BAGUS.
Taemin: ehehehehe…..
Aku meninjunya. Iya jatuh tersungkur.
Taemin: AW!! Astaga…. Kau ini ikut perguruan mana sih??! Menampar saja sakit sekali, aw…. Apalagi kau meninju ku seperti ini??.... lihat, hidung ku berdarah….
Aku pergi, masuk kamar dan mengunci pintu. Taemin memburu ku tetapi terlambat.
Aku menarik selimut dan tidur. Tiba-tiba ponsel ku berdering. Dari taemin.
Taemin: nia-noona….aku hanya bercanda….ayolah buka pintunya…..
Aku menutup panggilannya dan beranjak untuk mengemasi barang-barang taemin. Kemudian aku membuka pintu. Taemin berdiri sambil tersenyum.
Taemin: hehe, maafkan a…
Aku melemparkan tas miliknya.
Aku menutup pintu dan menguncinya kembali.
Aku kembali ke pembaringan dan menarik selimut untuk segera terlelap agar melupakan segala kejadian-kejadian aneh yang tak ada habisnya. Tetapi ponsel ku berdering lagi. 3 kali deringan panggilan, 4 kali deringan pesan, 5 kali deringan panggilan lagi, 1 kali deringan pesan lagi. Yang terakhir adalah deringan tanda lowbatt yang juga sekaligus penghantar ku menutup mata malam ini.
Aku terbangun. Saat aku melihat jam untungnya sudah pagi. Aku meraba ponsel ku yang ternyata masih bertahan. Aku melihat 20 kali miscall dari taemin, 9 pesan masuk dari taemin dan 1 pesan masuk dari ayah. Aku membuka pesan dari ayah. Isinya…
‘nak, ayah sedang dalam masalah Negara yang sangat sulit. Jangan mengira ayah tidak tau apapun tentang kau selama ayah tidak ada. Kasus tentang murid yang menusuk kaki mu juga ayah tau. Kau tau ayah dan ayah tau kau. Ayah harap kau tidak marah dan mengharapkan ayah hadir menemani mu hingga kaki mu sembuh. Ayah tau kau kuat. Lain kali hati-hati dan gunakan jurus yang ayah ajarkan jika kau dalam keadaan yang benar-benar sulit. Tuhan selalu melindungi kita semua.
NB: kau hanya tertusuk. Jangan dibesar-besarkan. Kasihan sekolah mu.’
Aku mengakhiri bacaan pesan dengan helaan nafas yang panjang. Aku kembali melihat daftar pesan masuk. Semua taemin. Aku tidak nafsu sama sekali. Aku bangun dari tempat tidur dan men-charge ponsel ku. Ketika aku melakukannya, aku mendapat panggilan dari si gila. Maksud ku taemin. Entah kenapa aku mengangkatnya. Taemin berbicara dengan nada mengantuk.
Taemin: hoaaaaah….heeeeei….buka pintunya….gara-gara kau aku terpaksa tidur di luar…..ayoooo bukaaaa…..hoaaaaah….
Aku menutup panggilan dan membanting ponsel ku ke sofa. Aku berteriak seperti orang gila. Aku ikutan gila gara-gara taemin. Aku melempar handuk, melempar pakaian dalam ku dan loncat-loncat di atas tempat tidur ku sambil tertawa-tawa. Aku meringis. Aku mengacak-acak rambut. Aku menjedoti kepala ku ke kasur. Aku meroda. Aku bersalto. Aku menari-nari dan seterusnya. Dan lagi-lagi ponsel ku berbunyi.
Saya: haloooo??
Kataku dengan sok manis.
Taemin: seperti nya kau harus pindah rumah sakit.
Saya: kemana taemin sayaaaaaang?? Haaaa?? Hahahaha…..
Taemin: kau sudah gila. Aku lihat kau dari kaca pintu.
Saya: HA?
Aku menoleh ke kaca pintu.
Saya: hari ini aku pulang. Kau tunggu hingga jam kepulangan ku dan bawakan barang-barang ku. Satu lagi…aku tidak menanggung kebolosan sekolah mu.
Aku menutup panggilan dan berkemas.
Aku dan taemin masuk kedalam mobil. Aku ingin naik angkutan tapi tidak diperbolehkannya.
Taemin: mana ada orang cacat naik bus umum? Tidak akan ada yang mau menolong mu jika ada apa-apa nanti…
Saya: aku bisa menolong diri ku sendiri.
Taemin menggeleng-gelengkan kepala. Tiba-tiba sesuatu berbunyi. Bunyi nya tidak asing tetapi aneh. Ternyata bunyi perut taemin.
Saya: kau lapar?
Ia mengangguk.
Saya: ayo cari makan dulu. Kau pucat sekali.
Taemin: baik.
Kami diam beberapa saat sampai akhirnya aku membicarakan hal yang bodoh.
Saya: taemin…kenapa selalu saja kau ada dan membuatku semakin….
Taemin: semakin apa?
Saya: semakin punya….
Taemin: punya apa?
Saya: itu… sesuatu yang menjijikan….
Taemin: apa itu? kau baru saja datang bulan?
Aku hampir saja menamparnya.
Taemin: ayo tampar… Agar ku suruh kau meniup ku lagi…hehehe…
Aku mengeplaknya.
Akhirnya kami sampai disebuah mini market bertuliskan ‘7eleven’.
Taemin: mau pesan apa?
Saya: kau dulu saja.
Taemin: oh, ya nanti kau ambil saja sendiri ya? Tenang aku yang traktir.
Saya: jangan riya. Aku tidak terpesona sekali pun walau kau membelikan ku rumah…
Selagi taemin memesan, aku melihat tayangan TV.
Penyiar: berita seputar selebriti… Luna, personel dari girl band ‘F(X)’ di diagnosa menderita leukemia. Kami masih menunggu hasil jelas dari pihak dokter dan rumah sakit apakah benar ia menderita penyakit parah ini….teruslah bersama kami untuk melihat berita selengkapnya….
Saat aku menoleh, aku kaget setengah mati melihat taemin berdiri terpaku pada layar TV. tanpa diduga, ia memberi sup yang belum ia cicip sama sekali kepada ku dan mengajak ku pergi dari tempat ini.
Dalam perjalanan, taemin berubah drastis menjadi sangat pendiam. Tatapannya terlihat kosong. Aku memanggilnya.
Saya: taemin?
Ia tidak bergeming. Seperti di hipnotis.
To be continued…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar