Kamis, 24 Juni 2010

KUAT = TIDAK LEMAH PART 4

Aku merem-melek ketika mulai terbangun. Aku bangun perlahan sambil menggaruk-garuk rambut dan menguap selebar-lebarnya. Pandangan ku langsung tertuju kearah kaki ku. Rupanya min ho sedang tertidur pulas. Kaki ku gemetaran. Aduh, aku baru pertama kali ditunggui seperti ini. Terlebih lagi dengan orang yang ku sayang.

Sangking gemetarannya, aku menendang jidat min ho. Ia kaget dan terbangun. Yak, dasar shin ha o’on.

Min ho: ng?

Ia mengucek-ucek matanya. Aku spontan mengelus kepalanya.

Saya: aduuh, maaf kak…eh, min ho…. Maaf maaf…. Tidur lagi saja ya….di ranjangku saja! Lagipula aku sudah bangun…ayo pindah…

Rintih ku agak lebai. Aku benar-benar kalau dia tiba-tiba marah dan mengerang. Tetapi yang terjadi malah sesuatu yang membingungkan. Ia memegang tangan ku dan menggumami sebuah nama. Shan yo. Siapa itu?

Min ho ternyata hanya mengigau. Ia lucu sekali saat mengigau. Dan aku, memang dasar otak jail, aku mengerjai mimpinya.

Saya: min ho, aku senang kita berduaan saja…

Min ho: ng? Aku juga…nyam..nyam..

Jawabnya nyaris tak terdengar. (namanya juga mengigau)

Saya: ng, kriteria wanita yang ingin kau jadikan pendamping itu seperti apa?

Min ho mendengkur, tetapi tetap menjawab.

Min ho: ng? zzz…yang…zzz..sehat…baik…zzz…cantik….zzz….grooook….

Aduh buset, mendengkurnya keterlaluan sekali. Hmm, ternyata tipe nya jauh sekali dengan yang ada pada ku. Haaaah, once again, my dream were too long and high. Fuuh…

Aku turun pelan-pelan dari ranjang ku. Ketika aku menapaki lantai, aku merasakan sakit kepala yang bukan main parahnya. Aku seperti di lempari batu sungai dan kerikil-kerikil tajam. Belum puas penyakit ini menyiksaku, aku dibuat lumpuh tangan dan kaki ku sehingga aku jatuh menabrak meja dan menumpahkan segala benda yang mudah pecah. Badanku tertusuk beling disana-sini. Rasa sakit karena tertusuk masih kalah dengan rasa sakit kepala ku ini. aku mengerang dan memegangi kepala ku. Sakit sekali. Ditengah siksaan itu aku masih sempat berpikir, aku telah mengganggu min ho yang tengah tertidur pulas dan nyenyak. Yah, itulah aku. Aku hidup hanya membuat orang repot, kasihan, dan menahan sakit. Itu sajakah yang bisa aku lakukan, Tuhan? Tidak bisa kah aku berlari kencang? Tidak bisa kah aku menatap dan menantang panasnya matahari dengan senyuman dan kebersamaan? Tidak bisa kah aku mengembalikan nilai matematika ku menjadi 100 seperti dahulu? Tidak bisa kah aku menikah dan melahirkan? Tidak bisa kah aku hidup tenteram sembari menunggu kematian disaat aku tua? Haaaah, doa ku sudah segunung, tetapi tetap lah begini karena ini takdir. Aku tidak bisa berbuat apa-apa ketika masih kurasakan hangatnya tangan min ho yang tengah mengangkat tubuhku yang kaku dan membawa ku lari lagi entah kemana. Sepertinya rumah sakit lagi.

To be continued…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar